March 22, 2014

Ciri Subjek, Predikat, Objek, Keterangan, dan Pelengkap




Subjek memiliki ciri-ciri:
1.  Pada umumnya subjek berupa nomina, frasa nominal atau klausa;
2.  Subjek sering juga berupa frasa verbal;
3. Subjek terletak disebelah kiri predikat. Jika unsur subjek panjang dibandingkan dengan unsur predikat, subjek sering juga diletakkan di akhir kalimat;
4. Subjek pada kalimat imperatif adalah orang kedua atau orang kedua jamak dan biasanya tidak hadir;
5. Subjek pada kalimat aktif transitif akan menjadi pelengkap bila kalimat itu dipasifkan (Hasan Alwi, dkk 2003:327)

Predikat memiliki ciri-ciri:
1.  Predikat biasanya berupa frasa verbal atau frasa ajektifal;
2.  Pada kalimat yang berpola SP, predikat dapay pula berupa frasa nominal, frasa numeral, atau frasa preposisional;
3.  Unsur predikat pada kalimat mempunyai intonasi menurun;
4. Predikat dalam bahasa Indonesia dapat mengisyaratkan makna ‘jumlah (Hasan Alwi, dkk 2003:326)

Objek memiliki ciri-ciri:
1.  Letaknya selalu setelah langsung predikatnya;
2.  Objek biasanya berupa nomina atau frasa nominal;
3.  Selain satuan berupa nomina dan frasa nominal, konstituen objek dapat pula berupa klausa;
4.  Dapat diganti dengan pronominal-nya;
5. Objek pada kalimat aktif transitif akan menjadi subjek jika kalimat itu dipasifkan ( Hasan Alwi, dkk 2003:328)
      
 Pelengkap memiliki ciri-ciri:
1.   Berwujud frasa nominal, frasa verbal, frasa ajektival, frasa preposisional, atau klausa;
2.  Berada langsung dibelakang predikat jika tak ada objek dan dibelakang objek kalau unsure ini hadir;
3.   Tak dapat menjadi subjek akibat penafsiran kalimat;
4.  Tak dapat diganti dengan –nya kecuali dalam kombinasi preposisi selain di, ke, dari, dan akan (Hasan Alwi, dkk 2003:329)

  Keterangan memiliki Ciri-ciri:
1.   Dapat berada di akhir, di awal dan bahkan ditengah kalimat;
2.   Kehadiran keterangan dalam kalimat bersifat mana suka;
3.   Konstituen keterangan berupa frasa nominal, frasa preposisional dan frasa adverbial;
4.   Paling beragam dan paling mudah berpindah letaknya (Hasan Alwi, dkk 2003:330)

March 16, 2014

Tugas Kelompok


JUDUL
ANALISIS PEMAKAIAN UNSUR KOHESI DAN KOHERENSI DALAM RUBRIK TRIBUNER PADA KORAN TRIBUN PEKANBARU EDISI 1-29 FEBRUARI TAHUN 2012

DASAR PEMIKIRAN
Wacana merupakan komponen bahasa yang memiliki struktur terlengkap dan tertinggi. Dalam sebuah wacana kita dapat melihat seluruh penggunaan fonem, kata, frase, klausa dan kalimat. Satu hal yang menjadi perhatian di sini adalah unsur kohesi dan koherensi yang memiliki arti penting dalam sebuah wacana, yakni membentuk pola kalimat yang benar. Sasaran yang diharapkan melalui pembinaan bahasa Indonesia khususnya bahasa tulis adalah agar informasi, pesan dan pendapat yang disampaikan dapat dipahami oleh orang lain. Dalam penelitian ini, yang menjadi perhatian penting adalah penggunaan unsur kohesi dan koherensi. Menurut Alwi dkk. (2001:428) “kohesi merupakan hubungan perkaitan antar preposisi yang dinyatakan secara eksplisit oleh unsur-unsur gramatikal dan semantik dalam kalimat-kalimat yang membentuk wacana, koherensi juga merupakan hubungan  perkaitan antar proposisi, tetapi perkaiitan tersebut tideak secara eksplisit atau nyata.”
Wacana sebagai alat komunikasi pada dasarnya dapat dibedakan atas wacana lisan dan wacana tulis. Kridalaksana dalam Tarigan (1987:25) menyatakan “Wacana (discourse) adalah satuan bahasa terlengkap dalam hierarki gramatikal merupakan satuan  tertinggi atau terbesar. Wacana ini direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh (novel, buku, seri ensiklopedia, dan sebagainya), paragraf, kalimat, kata yang membawa amanat yang lengkap”.

FENOMENA YANG TERJADI
Setiap rubrik yang diterbitkan hendaknya menggunakan kaidah-kaidah bahasa Indonesia umumnya serta penggunaan unsur kohesi dan koherensi dalam wacana khususnya, agar makna yang terkandung di dalam wacana rubrik dapat ditafsirkan dan dipahami sesuai maksud sebenarnya. Kohesi dan koherensi merupakan unsur hakikat sebuah wacana, oleh sebab itu penggunaan unsur tersebut harus menjadi  perhatian agar rubrik yang disampaikan dapat dipahami dengan baik. Kenyataannya tidak dapat disangkal, seringkali rubrik yang diterbitkan melalui media cetak sulit dimengerti bahasanya, sehingga berpengaruh terhadap makna yang terkandung di dalamnya. Rubrik sebagai salah satu sarana wadah saran dan masukan masyarakat terhadap permasalahan yang kini banyak dialami oleh masyarakat sendiri, seyogyanya disampaikan dengan memperhatikan penggunaan unsur kohesi dan koherensi yang baik, agar maksud rubrik dapat dipahami masyarakat sebagaimana mestinya. Misalnya penggunaan kata ganti (pronominal) dan konjungsi yang tepat, memperhatikan aspek koherensi dan sebagainya. Namun rubrik khusus Tribuners yang diterbitkan di surat kabar harian Tribun Pekanbaru terkadang tidak dapat dipahami secara utuh terutama dari segi bahasa, akibat penggunaan unsur kohesi dan koherensi yang tidak tepat.

ALASAN TERTARIK MENELITI
Masyarakat sering sulit memahami bahkan menangkap komentar dalam rubrik yang diterbitkan, karena penggunaan bahasa yang tidak tepat atau tidak sesuai dengan ketentuan  tata bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bertitik tolak dari kenyataan yang ditemui di lapangan, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan menetapkan judul  “Analisis Pemakaian Unsur  Kohesi dan Koherensi pada Rubrik Tribuners pada Koran Tribun Pekanbaru Edisi 1-29 Februari Tahun 2012.”

STATUS PENELITIAN
              Penelitian tentang analisis mengenai unsur kohesi dan koherensi ini sebenarnya sudah pernah di teliti oleh Wastra Leni mahasiswa dari Universitas Islam Riau pada tahun 2004 dengan judul “Analisis Wacana Iklan Riau Televisi”. Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut: (1) Unsur kohesi dalam wacana iklan Riau Televisi yang terbanyak adalah unsur pronominal sedangkan yang sedikit adalah unsur leksikal, (2) Unsur koherensi juga sedikit  digunakan, hanya penghubung aditif, (3) Amanat yang ingin disampaikan dalam iklan kurang tersampaikan dengan baik. Kemudian penelitian yang sama juga dilakukan oleh Rita Rahmi mahasiswa Universitas Islam Riau pada tahun 2007 dengan judul “Analisis Wacana Iklan Rajawali Citra Televisi”. Hasil penelitian Rita Rahmi menyimpulkan (1) Unsur kohesi gramatikal dalam wacana iklan Rajawali Citra Televisi keseluruhan berkategori baik, karena di dalam iklan tersebut terkandung penggunaan pronominal, nomina dan konjungsi, (2) unsur koherensi dalam wacan iklan Rajawali  Citra televisi mempunyai unsur koherensi aditif yang berkategori baik, (3) Amanat yang ingin disampaikan pada dasarnya adalah pesan-pesan yang mengandung keunggulan produk yang ditawarkan  untuk mempengaruhi konsumen agar membeli produk tersebut. Selanjutnya penelitian ini juga pernah diteliti oleh Desi Liswarni mahasiswa FKIP Universitas Riau pada tahun 2009 dengan judul “Piranti Kohesi Gramatikal Rubrik Opini Riau Pos”. hasil penelitiannya adalah sebagai berikut: (1) penggunaan piranti pronomina dalam rubrik opini Riau Pos meliputi penggunaan konjungsi koordinatif yang memiliki makna pemilihan, penyebab, perlawanan, penjumlahan dan penggunaan konjungsi subordinatif syarat, tujuan, pengandaian, tujuan, penjelasan, dan pengakibatan.
Perbedaan penelitian penulis dengan peneliti sebelumnya adalah terlihat pada jenis media yang dianalisis, peneliti sebelumnya penulis memilih Koran tribun karena banyaknya minat baca masyarakat yang membaca Koran tribun, alasan tersebut didasarkan pengamatan penulis disaat pengumpulan data. Dari beberapa surat kabar yang ada, surat kabar Tribun yang cepat habis terjual. Sedangkan persamaan penulis dengan peneliti sebelumnya adalah penelitian jika dilihat secara keseluruhan, yaitu sama-sama mengkaji mengenai kohesi dan koherensi. Jadi penelitian ini merupakan penelitian lanjutan.

MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis. Manfaat teoritisnya adalah pengembangan khasanah disiplin keilmuan yang ada dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia. Secara praktisnya  diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan sederhana untuk senantiasa memperhatikan unsur kohesi dan koherensi dalam rubrik Tribuner pada Koran Tribun.

MASALAH
1. Apakah terdapat pemakaian unsur kohesi pada rubrik Tribuner dalam Koran Tribun Pekanbaru edisi 1-29 Februari tahun 2012?
2    2. Apakah terdapat pemakaian unsur koherensi pada rubrik Tribuner dalam Koran Tribun pekanbaru edisi 1-29 Februari tahun 2012?

TEKNIK PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA
Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan menempuh tahap-tahap sebagai berikut:
1    1. Mengumpulkan data dari Rubrik Tribuners dalam Koran Tribun edisi 1-29 Februari 2012.
2    2. Membaca secara cermat setiap Rubrik Tribuners dalam Koran Tribun edisi 1-29 Februari 2012.
3   3. Menganalisis dan membahas ada atau tidaknya penggunaan kohesi dan koherensi dalam Rubrik  Tribuners dalam Koran Tribun edisi 1-29 Februari 2012 berdasarkan teori Henry Guntur Tarigan dan beberapa pakar bahasa lain.
4   4. Mengelompokkan data kohesi dan koherensi yang terdapat dalam Rubrik Tribuners dalam Koran  Tribun edisi 1-29 Februari 2012 berdasarkan penggunaannya.
5    5. Memaparkan hasil pembahasannya.
6    6. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil pembahasan.

KESIMPULAN
Pada bagian ini penulis akan menyampaikan simpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis. Berdasarkan hasil analisis terhadap data dan masalah yang dikaji, maka penulis membuat simpulan sebagai berikut:
1    1. Penggunan unsur kohesi dalam rubrik tribuners dalam koran tribun unsur kohesi digunakan sebanyak 879 kali. Penggunaan unsur kohesi dalam rubrik tribuners dalam koran tribun Pekanbaru edisi 1-29 Februari 2012 dibentuk dengan menggunakan sarana kohesi berupa pronominal sebanyak 728 kali, substitusi sebanyak 24 kali, konjungsi sebanyak 127 kali. Penggunaan unsur kohesi dalam rubrik tribuners dalam koran tribun Pekanbaru edisi 1-29 Februari 2012 dibentuk dengan sarana pronominal substitusi, dan konjungsi secara kebersamaan. Penggunaan unsur kohesi dalam rubrik tribuners dalam koran tribun Pekanbaru edisi 1-29 Februari 2012 sudah sangat baik. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan berbagai sarana pembentuk kohesi berupa pronominal substitusi dan konjungsi.
2      2. Penggunaan unsur koherensi rubrik tribuners dalam koran tribun Pekanbaru edisi 1-29 Februari 2012 ditemukan sebanyak 277 kali meliputi penggunaan sarana koherensi berupa penambahan adisi sebanyak 100 kali, seri rentetan sebanyak 11 kali, pronominal sebanyak 145 kali, dan repetisi sebanyak 21 kali. Penggunaan unsur koherensi dalam rubrik tribuners dalam koran tribun Pekanbaru edisi 1-29 Februari 2012 dibentuk dengan penggunaan sarana berupa penambahan adisi, seri rentetan, pronominal dan revetisi secara bersamaan. Penggunaan unsur koherensi dalam rubrik tribuners dalam koran tribun Pekanbaru edisi 1-29 Februari 2012 memiliki kualiatas yang baik. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan sarana penghubung pembentuk koherensi berupa penambahan adisi, seri rentetan, pronominal, dan revetisi secara bersamaan.