Tugas
Kelompok : 7
ANALISIS
FRASA DALAM BAHASA SLOGAN IKLAN PRODUK PADA BALIHO DI KOTA PEKANBARU
Dosen
Pembimbing: Ermawati
S,S.Pd., M.A.
Disusun
Oleh :1. Firdaus Sunardi
2. Tuti Wahyuni
3. Wewen Aisyah
4. Wina Ramadayanti
Kelas
: 6D
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Islam Riau
Pekanbaru
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT,
karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk
menyelesaikan makalah “ANALISIS
FRASA DALAM BAHASA SLOGAN IKLAN PRODUK PADA BALIHO DI KOTA PEKANBARU” ini. Tidak lupa kami ucapkan kepada
dosen pembimbing Ibu Ermawati S, S.Pd., M.A. dan
teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun.Semoga dengan selesainya makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin...
Pekanbaru, Mai 2014
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR …………………………………….... i
DAFTAR
ISI ………………………………………………………. ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang ……………………………………………… 1
1.2
Masalah ……………………………………………………… 1
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Sintaksis ……………………………………………………… 2
2.2
Frase ………………………………………………………. 2
2.3
Iklan ……………………………………………………… 12
2.4
Slogan ……………………………………………………… 13
2.5
Kategori frasa yang terdapat dalam slogan produk dalam bentuk table dan uraian ……………………………………………………… 13
BAB
II I SIMPULAN ……………………………………… 16
Daftar
Pustaka ……………………………………………… 17
BAB
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Media massa mempunyai peranan yang sangat penting
sebagai alat komunikasi atau penyampaian pesan. Salah satu media massa yang
dapat menarik masyarakat yaitu iklan. Hal itu disebabkan oleh perkembangan imu
dan teknologi menuntut media massa berperan dalam memberitahukan atau
menginformasikan hasil perkembangan ilmu dan teknologi.
Iklan tidak akan bisa berfungsi sesuai dengan
harapan tanpa adanya media yang digunakan. Ini artinya, untuk memaksimalkan
peranan dan fungsi iklan sebagaimana mestinya, maka harus ada elemen lain yang
tidak kalah pentingnya untuk mendukng iklan tersebut yaitu media iklan. Menurut
A’la (2010;44) media iklan adalah segala sesuatu yang digunakan sebagai sarana
untuk berkomunikasi, mengantarkan dan menyebarluaskan berbagai pesan yang ada
dalam iklan tersebut kepada masyarakat luas.
Iklan adalah berita pesanan untuk mendorong dan
membujuk khalayak ramai agar memiliki atau memenuhi permintaan di dalam
iklan.Bahasa yang digunakan dalam iklan mengandung fakta dan opini.Fakta adalah
peristiwa atau kejadian yang kenyataannya tidak diragukan lagi.Opini merupakan
kalimat yang digunakan untuk menarik minat pembeli (anindyarini, dkk. 2008:64).
Salah satu media untuk mengiklankan produk, jasa dan
ide-ide berdasarkan kebutuhan dan keinginan konsumen yaitu baliho.Baliho
merupakan salah satu media berpromosi baru yang berkembang seiring dengan
kemajuan teknologi digital printing dan merupakan media yang digunakan untuk
luar ruangan.Bahasa slogan iklan memiliki bagian-bagian pembentuk kalimat, yang
dilihat dari frasa di dalamnya.
1.2 Masalah
1.
Apa sajakah kategori frasa yang terdapat
dalam bahasa slogan iklan produk pada baliho di kota pekanbaru?
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Sintaksis
Ilmu sintaksis merupakan ilmu yang mempelajari tentang
suatu kajian bahasa dan merupakan bagian atau cabang dari ilmu bahasa.Istilah
sintaksis berasal dari bahasa belanda syntaksis
dan dalam bahasa Inggris syntax.Pembahasan
sintaksis mencakup bagaimana penggabungan morfem-morfem atau kata-kata ke dalam
kalimat.Ramlan (2001:18) berpendapat bahwa sintaksis merupakan ilmu bahasa yang
membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase.
2.2 Frase
Ada berbagai macam pendapat ahli tentang pengertia
frase. Diantarnya menurut Chaer (2009:120)
Pengertian frase yaitu satuan sintaksis yang disusun
dari dua kata atau lebih, yang didalam klausa menduduki fungsi-fungsi
sintaksis.Dilihat dari kedudukan kedua unsurnya, dibedakan adanyafrase
koordinatif, yaitu yang kedudukan kedua unsurnya sederajat.Frase subordinatif
kedudukan kedua unsurnya tidak sederajat.Ada yang berkedudukan sebagai unsure
atasan, yang disebut inti frase dan ada yang berkedudukan sebagai bawahan yang
disebut tambahan penjelas frase.
Sedangkan menurut Ramlan (2001:139) frase mempunyai
dua sifat, pertama frase merupakan satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata
atau lebih.Kedua frase merupakan satuan yang tidak melebihi batas fungsi unsur
klausa.
Unsur
yang terdapat dalam frase bisa berupa kata dan mungkin juga bisa berupa
frase.Menurut Chaer (2009:120) dilihat dari kategorinya frase dibedakan menjadi
frase nominal, frase verbal, frase ajektifal dan frase preposisional.
2.2.1 Penyusunan Frase Nominal
Menurut Chaer (2009:121-149), penyusunan frase
nominal (FN) adalah frase yang dapat mengisi fungsi subjek atau objek didalam
klausa.Strukturnya dapat dibedakan adanya frase nominal koordinatif frase
nominal subordinatif.
a. Penyusunan
frase nominal koordinatif (FNK)
FNK
dapat disusun dari:
Ø Dua
buah kata berkategori nomina yang merupakan pasangan dari antonym relasional.
Ø Dua
buah kata berkategori nomina yang merupakan anggota dari suatu medan makna
b. Penyusunan
frase nominal subordinatif (FNS)
Frase
subordinatif dapat disusun dari nomina+nomina (N+N), nomina+verba (N+V),
nomina+ajektifa (N+A), adverbia+nomina (Adv+N), nomina+adverbia (N+Adv),
nomina+numeralia (N+Num), numeralia+nomina (Num+N), dan nomina+demontratifa
(N+Dem).
1. FNS
yang berstruktur N+N
Sejauh
ini yang berstruktur N+N memiliki makna gramatikal berupa milik, bagian, asal
bahan, asal tempat, campuran, hasil, jenis, jender, seperti, model, menggunakan
atau memakai, peruntukan, ada di, wadah, letak, dilengkapi, sasaran, pelaku,
dan alat.
Ø FNS
yang berstruktur N+N dan memiliki makna gramatikal “milik” dapat disusun kalau
N yang pertama memiliki komponen makna (benda termilik) dan N yang kedua
memiliki komponen makna (insan) atau (lembaga). Contohnya rumah paman. Seacara
potensial diantara kedua unsurnya dapat disisipkan kata “milik”.
Ø FNS
yang berstruktur N+N dan memiliki makna gramatikal “bagian” dapat disusun kalau
N yang pertama memiliki komponen makna (bagian dari sesuatu) dan N yang kedua
memiliki komponen makna (satu keseluruhan). Contohnya awal tahun. Seacara
potensial diantara kedua unsurnya dapat disisipkan kata “dari”.
Ø FNS
yang berstruktur N+N dan memiliki makna gramatikal “asal bahan” dapat disusun
kalau N yang pertama memiliki komponen makna (benda buatan) dan N yang kedua
memiliki komponen makna (benda bahan). Contohnya cincin emas. Seacara potensial
diantara kedua unsurnya dapat disisipkan kata “dari”.
Ø FNS
yang berstruktur N+N dan memiliki makna gramatikal “asal tempat” dapat disusun
kalau N yang pertama memiliki komponen makna (barang jadian) dan N yang kedua
memiliki komponen makna (tempat) atau (nama tempat). Contohnya dodol garut.
Ø FNS
yang berstruktur N+N dan memiliki makna gramatikal “campuran” atau “dicampur
dengan” dapat disusun kalau N yang pertama memiliki komponen makna (barang) dan
N yang kedua memiliki komponen makna (benda) atau (benda campuran). Contohnya
lontong sayur.
Ø FNS
yang berstruktur N+N dan memiliki makna gramatikal “hasil” dapat disusun kalau
N yang pertama memiliki komponen makna (barang buatan) dan N yang kedua
memiliki komponen makna (pelaku) atau (pembuat). Contohnya Lukisan Ulva.
Seacara potensial diantara kedua unsurnya dapat disisipkan kata “buatan”.
Ø FNS
yang berstruktur N+N dan memiliki makna gramatikal “jenis” dapat disusun kalau
N yang pertama memiliki komponen makna (benda genetik) dan N yang kedua
memiliki komponen makna (benda spesifik). Contohnya mobil sedan. Seacara
potensial diantara kedua unsurnya dapat disisipkan kata “jenis”.
Ø FNS
yang berstruktur N+N dan memiliki makna gramatikal “jender” atau “jenis
kalimat” dapat disusun kalau N yang pertama memiliki komponen makna (makhluk)
dan N yang kedua memiliki komponen makna (jender) atau (jenis kelamin).
Contohnya polisi wanita. Seacara potensial diantara kedua unsurnya dapat
disisipkan kata “berkelamin”.
Ø FNS
yang berstruktur N+N dan memiliki makna gramatikal “seperti” atau “menyerupai”
dapat disusun kalau N yang pertama memiliki komponen makna (benda) dan N yang
kedua memiliki komponen makna (cirri khas benda). Contohnya kopi bubuk. Seacara
potensial diantara kedua unsurnya dapat disisipkan kata “seperti”.
Ø FNS
yang berstruktur N+N dan memiliki makna gramatikal “model” dapat disusun kalau
N yang pertama memiliki komponen makna (benda buatan) dan N yang kedua memiliki
komponen makna (bentuk khas). Contohnya rumah eropa. Seacara potensial diantara
kedua unsurnya dapat disisipkan kata “model”.
Ø FNS
yang berstruktur N+N dan memiliki makna gramatikal “memakai” atau “menggunakan”
dapat disusun kalau N yang pertama memiliki komponen makna (benda alat) dan N
yang kedua memiliki komponen makna (bahan yang digunakan). Contohnya kapal
layar. Seacara potensial diantara kedua unsurnya dapat disisipkan kata
“menggunakan”.
Ø FNS
yang berstruktur N+N dan memiliki makna gramatikal “peruntukan” dapat disusun
kalau N yang pertama memiliki komponen makna (benda bahan) dan N yang kedua
memiliki komponen makna (benda pengguna). Contohnya obat mata. Seacara
potensial diantara kedua unsurnya dapat disisipkan kata “untuk”.
Ø FNS
yang berstruktur N+N dan memiliki makna gramatikal “ada di…” dapat disusun
kalau N yang pertama memiliki komponen makna (benda) atau (kegiatan) dan N yang
kedua memiliki komponen makna (ruang) atau (tempat). Contohnya patrol kota.
Seacara potensial diantara kedua unsurnya dapat disisipkan kata “di”.
Ø FNS
yang berstruktur N+N dan memiliki makna gramatikal “wadah” atau “tempat” dapat
disusun kalau N yang pertama memiliki komponen makna (wadah) dan N yang kedua
memiliki komponen makna (benda berwadah). Contohnya botol kecap. Seacara
potensial diantara kedua unsurnya dapat disisipkan kata “wadah atau tempat”.
Ø FNS
yang berstruktur N+N dan memiliki makna gramatikal “letak” atau “posisi” dapat
disusun kalau N yang pertama memiliki komponen makna (benda) dan N yang kedua
memiliki komponen makna (posisi). Contohnya pintu belakang. Seacara potensial
diantara kedua unsurnya dapat disisipkan kata “yang di”.
Ø FNS
yang berstruktur N+N dan memiliki makna gramatikal “dilengkapi” atau
“mempunyai” dapat disusun kalau N yang pertama memiliki komponen makna (benda
alat) dan N yang kedua memiliki komponen makna (benda pelengkap). Contohnya
kursi roda. Seacara potensial diantara kedua unsurnya dapat disisipkan kata
“dilengkapi” atau “mempunyai”.
Ø FNS
yang berstruktur N+N dan memiliki makna gramatikal “sasaran” dapat disusun
kalau N yang pertama memiliki komponen makna (proses) atau (kegiatan) dan N
yang kedua memiliki komponen makna (benda umum) atau buatan. Contohnya
pelebaran jalan.
Ø FNS
yang berstruktur N+N dan memiliki makna gramatikal “pelaku” dapat disusun kalau
N yang pertama memiliki komponen makna (hasil) dan N yang kedua memiliki
komponen makna (insan) atau (yang diinsankan). Contohnya bantuan presiden.
Secara potensial diantara kedua unsurnya dapat disisipkan kata “dari”.
Ø FNS
yang berstruktur N+N dan memiliki makna gramatikal “alat” dapat disusun kalau N
yang pertama memiliki komponen makna (kegiatan) dan N yang kedua memiliki
komponen makna (alat). Contohnya balap. Seacara potensial diantara kedua
unsurnya dapat disisipkan kata “dengan”.
2. FNS
yang berstuktur N + V
FNS
yang berstuktur N + V sejauh ini memiliki makna gramatikal tempat, kegunaan,
yang di, yang biasa melakukan.
a. FNS
yang berstuktur N+V dan memiliki makna gramatikal “ tempat” contoh kamar priksa
b. FNS
yang berstuktur N +V dan memiliki makna gramatikal “kegunaan” contoh pisau
cukur
c. FNS
yang berstuktur N + V dan memiliki makna gramatikal “yang di” contoh ikan pepes
d. FNS
yang berstuktur N + V dan memiliki makna gramatikal “yang bisa melakukan”
contoh tukang pukul
3. FNS
yang berstuktur N + A
Sejauh
ini FSN yang berstuktur N + Amemiliki
makna gramatikal keadaan, derajat, rasa atau bau, bentuk.
a. FNS
yang berstuktur N + A dan memiliki
gramatikal “keadaan” contoh mobil rusak
b. FNS
yang berstuktur N + A dan memiliki gramatikal “derajat” contoh sekolah dasar
c. FNS
yang berstuktur N + A dan memiliki
gramatikal “rasa” contoh kacang asin
d. yang
berstuktur N + A dan memiliki
gramatikal “bentuk” contoh rumah mungil
4. FNS
yang berbentuk Adv + N
FNS
yang berstuktur Adv + N memiliki makna gramatikal yang tergantung pada jenis
adverbianya.sejauh ini makna gramatikal yang ada makna:
a. FNS
yang berstuktur Adv + N dan memiliki makna gramatikal “ingkar” contoh bukan
saya
b. FNS
yang berstuktur Adv + N dan memiliki makna gramatikal “jumlah” contoh banyak
uang
c. FNS
yang berstuktur Adv + N dan memiliki makna gramatikal “batas” contoh hanya air
5. FNS
yang berstuktur N + Adv
Sejauh
ini FNS yang berstuktur N + Adv hanya bermakna gramatikal “pembatas” yaitu saja
contoh:
air saja (tak ada yang
lain)
6. FNS
yang berbentuk Num + N
FNS
yang berbentuk Numeral + memiliki makna gramatikal:
a. FNS
yang berbentuk Num + N memiliki makna gramatikal “banyaknya” contoh lima ekor
buaya
b. FNS
yang berbentuk Num + N memiliki makna gramatikal “himpunan” contoh kedua gadis itu
7. FNS
yang berstuktur N + Num memiliki makna gramatikal “tingkat” contoh juara kedua
8. FNS
yang berstuktur N + Dem
FNS
yang berbentuk N + Demontratifa memiliki makna gramatikal “penentu” contoh anak
itu
c. FN Metaforis dan FN
Idiomatis
FN metaforis dan FN idiomatik tidak bermakna gramatikal.FN
metaforis bermakna “perbandingan”dan FN idiomatik bermakna idiom.
1.
Penyusunan FN metoforis dapat dilakukan
apabila unsure pertama yang berkategori N memiliki komponen makna (+cirri,
sifat, keadaan, khas) yang sama dengan N pertama contoh daun pintu
2.
penyusunan FN idiomatis sukar dirumuskan
karena FN idiomatis ini merupakan “barang jadi” yang maknanya tidak dapat
dilacak secara leksikal maupun gramatikal contoh buah bibir.
2.2.2
Penyusunan Frase Verba (FV)
Menurut
Chaer (2009:121-135), frase verba adalah frase mengisi atau menduduki fungsi
predikat pada suatu klausa.Dilihat dri kedudukan diantara kedua unsure
pembentukan dibedakan adanya frase verba koordinatif dan frase subordinatif.
a. Penyusunan
frase verbal koordinatif (FVK)
Frase
verba koodinatif dapat disusun dari:
1. Dua
buah kata berkategori verbal yang merupakan anggota dari antonim relasional,
dan memiliki makna gramatikal “mengabungkan” sehingga diantara keduanya dapat
disisipkan kata dan, contoh tambah kurang
2. Dua
buah kata berkategori verba yang merupakan anggota dari suatu medan makna dan
memiliki makna gramatikal “menghubungkan” contoh makan minum
b. penyusunan
Frase Verba Subordinatif (FVS)
1. FVS
yang berstuktur Adv + V
FNS
yang memiliki stuktur Adv + v
a. FNS
yang berstuktur Adv + V dan bermakna gramatikal “ingkar” contoh tidak membayar
b. FNS
yang berstuktur Adv + V dan bermakna gramatikal “frekuensi” contoh jarang mandi
c. FNS
yang berstuktur Adv + V dan bermakna gramatikal “kuantitas” contoh banyak
menulis
d. FNS
yang berstuktur Adv + V dan bermakna gramatikal “waktu” contoh akan berangkat
e. FNS
yang berstuktur Adv + V dan bermakna gramatikal “keinginan” contoh mau mandi
f. FNS
yang berstuktur Adv + V dan bermakna gramatikal “keselesaian” contoh sudah
hadir
g. FNS
yang berstuktur Adv + V dan bermakna gramatikal “keharusan” contoh harus pergi
h. FNS
yang berstuktur Adv + V dan bermakna gramatikal “kepastian” contoh pasti hadir
i.
FNS yang berstuktur Adv + V dan bermakna
gramatikal “pembatasan” hanya bergurau
2. FNS
yang berstuktur V + Adv
FNS
yang berstuktur V + Adv memiliki makna gramatikal
a. FNS
yang berstuktur V + Adv dan bermakna gramatikal “berulang” contoh makan lagi
b. FNS
yang berstuktur V + Adv dan bermakna gramatikal “ikut serta” contoh menonton
juga
3. FNS
yang berstuktur V + N
FNS
berstuktur V + N memiliki makna gramatikal “alat” contoh terjun payaung
4. FNS
yang berstuktur V + A
FNS
yang berstuktur V + A memiliki makna gramatikal “keadaan” contoh jalan cepat
c. Frase
Verba Bermakna Idiomatik
Ada
sejumlah FNS berstuktur V + N yang bukan bermakna gramatikal melainkan bermakna
idiomatik contoh mandi keringat
d. Perluasan
Frase Verbal
Frase
verbal,baik FVK maupun FVS,dapat diperluas sesuai dengan keperluan,terutama
dengan unsur sebelah kiri.Yaitu dengan adverbial yang menyampaikan konsep-konsep
makna “ingkar”,”frekuensi,” “ waktu,” “pembatasan”. Contoh:Tidak mau datang
2.2.3
Penyusunan Frase Ajektifal(FA)
Frase
ajektival adalah frase yang mengisi atau menduduki fungsi predikat dalam sebuah
klausa ajektival.Dilihat dari kedudukan kedua unsurnya dibedakan adanya frase
ajektiva koordinatif (FAK) dan frase ajektifa subordinatif (FAS)
a. Penyusunan
Frase Ajektifal(FA)
Frase ajektiva
koordinatif (FAK) dapat disusun dari:
1. Dua
buah kata berkatogori ajektival yang merupakan anggota dari antonomi relasional
dan memiliki makna grametikal “pilihan”sehingga diantara kedua dapat disisipkan
kata.Contoh:Baik buruk
2. Dua
buah kata berkategori ajektifal yang merupakan anggota dari pasangan yang
bersinonim dan memiliki makna grametikal”sangat”.Contoh:Tua renta
3. Dua
buah kata berkategori ajektifal yang bermaknanya sejalan tidak bertentangan dan
memiliki makna grametikal”himpunan”sehingga diantara keduanya dapat disisipkan
kata.Contoh:Bulan panjang
4. Dua
buah kata berkategori ajektival yang
bermaknanya tidak sejalan (bertentangan) dan memiliki makna “berkebalikan”
sehingga diantara kedua unsurnya harusnya disisipkan kata tetapi.Contoh:Murah
tetapi bagus
b. Penyusunan
Frase Ajektival Subordinatif (FAS)
Frase ajektival
subordinatif disusun dengan dengan struktur A+N,A+A,Adv+A dan A+Adv.aturan sebagai
berikut:
1. FAK yang berstruktur A+N dan memiliki makna
gremetikal”seperti”. Contoh:Merah darah
2. FAS yang bersruktur A+A dan memiliki makna
gremetikal”jenis warna” dapat disusun dari:
a. Unsur
pertama berkategori ajektival dan berkomponen makna(+warna) dan unsur kedua
berkategori ajektifa dan berkomponen makna(+cahaya).Contoh:Hijau muda
b. Unsur
pertama berkategori ajektifa dan berkomponen makna(+warna),sedangkan unsur
kedua berkategori ajektifa dan berkomponen makna(+warna) dan(+ benda). contoh:Kuning
kehijau hijauan
3. FAS yang berstruktur A+V dan bermakna grametikal “untuk”. Contoh:Siap
berjuang
4. FAS yang bersruktur Adv+A dan bermakna gramatikal”ingkar”. Contoh:Tidak
malas
5. FAS
yang bersruktur Adv +A dan bermakna “derajat”. Contoh:Sangat indah
6. FAS
yang bersruktur A+Adv dan bermakna grametikal”sangat”. Contoh:Indah sekali
c. Frase
Ajektifal Bermakna Indiomatik
Ada
sejumlah frase ajektifal bermakna indomatik bersruktur A+N sebagai sebuah idiom
kontruksi frase ini tidak bermakna leksikal maupun grametikal.Jadi tidak bisa
disusun baru.Contoh:Keras kepala
d. Perluasan
Frase Ajektifal
Sebuah
frase ajektifal dapat
diperluasan,terutama dengan menambah konse-konsep disebelah kiri inti frase.Contoh:Sudah tua sekali
2.2.4
Penyusunan Frase Preposisional
Frase
preposisional adalah frase yang
berfungsi sebagai pengisi fungsi keterangan didalam sebuah klausa,Frase
proposisional ini bukan frase koordinatif maupun frase subordinatif,melainkan
frase eksosentrik.Frase proposisional tersusun dari kata berkategori
nominal.Contoh:Di pasar
2.3
Iklan
Menurut
A’LA (2010:20)Iklan adalah segala
bentuk pesan tentang suatu produk yang
sampaikan melalui suatu media dan dibiayai
oleh pemrakasa terkenal,serta ditunjukan kepada sebagian atau
seluruh masyarakat mengetahuai berbagai
produksi oleh perusahaan tersebut.
2.4 Slogan
Menurut purwaningtyastuti
(2005:193)”Slogan adalah perkataan atau kalimat pendek yang menarik atau
mencolok dan mudah diingat untuk mengetahuai sesuatu”.Menuerut kamus besar bahasa
indonesia (2008:1484)”Slogan adalah perkataan atau kalimat pendek yang menarik
atau mencolok dan mudah diingat untuk memberitahukan atau mengiklankan
sesuatu,seperti solo bersih (bersih, sehat, indah, rapi) atau kalimat pendek
yang menarik, mencolok dan mudah diingat untuk menjelaskan tujuan suatu
ideologi golongan, organisasi dan partai politik.
2.5 Kategori
frasa yang terdapat dalam slogan produk
Kategori tersebut di antaranya yaitu
nomina, verbal, ajektifal, dan preposisional.
Berikut ini kategori frasa dalam bentuk tabel dan bentuk uraian.
A.
Slogan di bawah
ini terdiri dari satu frasa:
·
1. “menang
pilihan” termasuk ke dalam frasa ajektifal subordinatif (kedua unsurnya tidak
sederajat, ada yang berkedudukan sebagai unsur atasan dan unsur bawahan). Frasa
ini terbentuk dari kata “menang” sebagai ajektifal dan “pilihan” sebagai kata
ajektifal.
|
|
·
2. “gapai
mimpi” termasuk ke dalam kategori frasa verbal subordinatif (kedua unsurnya
tidak sederajat, ada yang berkeduduka sebagai unsur atasan dan bawahan). Frasa
ini terbentuk dari kata “gapai” sebagai verbal dan “mimpi” sebagai kata
nominal.
|
|
B.
Slogan di bawah
ini terdiri dari dua frasa:
Ø “gigi kuat kini dan nanti”
·
“gigi kuat”
termasuk ke dalam kategori frasa nominal subordinatif. Frasa ini terbentuk dari
kata “gigi” sebagai nominal dan “kuat” sebagai ajektifal.
·
“kini dan
nanti” termasuk ke dalam kategori frasa ajektifal koordinatif (frasa yang kedua
unsur kedudukannya sederajat). Frasa ini terbentuk dari kata “kini” sebagai
ajektifal, “dan” sebagai konjungsi, serta “nanti” sebagai ajektifal.
|
|
|
|
|
FN FA
C.
Slogan di bawah
ini terdiri dari tiga frasa yaitu:
Ø “Permen kopi pakai isi”
·
“Permen kopi”
termasuk ke dalam kategori frasa nominal subordinatif. Frasa ini terbentuk dari
kata “permen” sebagai nominal dan “kopi” sebagai nominal.
·
“pakai isi”
termasuk ke dalam kategori frasa ajektifal subordinatif. Frasa ini terbentuk
dari kata “pakai” sebagai ajektifal dan “isi” sebagai ajektifal.
·
“Permen kopi
pakai isi” termasuk ke dalam kategori frasa nominal subordinatif. Frasa ini
terbentuk dari kata “permen kopi” sebagai nominal dan “pakai isi” sebagai
ajektifal.
|
|
|
|
|
BAB III SIMPULAN
Ø Analisis
adalah penyelididkan dan penguraian terhadap masalah untuk mengetahui keadaan
yang sebenarnya.
Ø Frasa
adalah merupakan satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih, yang
di dalam klausa menduduki fungsi-fungsi sintaksis.
Ø Slogan
adalah perkataan atau kalimat yang menarik, mencolok, dan mudah diingat untuk
menyampaikan sesuatu hal kepada masyarakat luas.
Ø Iklan
adalah berita pesanan untuk mendorong dan membujuk khalayak ramai agar memiliki
atau memenuhi permintaan di dalam iklan.
Ø Baliho
adalah salah satu media berpromosi baru yang berkembang seiring dengan kemajuan
teknologi digital printing dan merupakan media yang digunakan untuk luar
ruangan.
Kategori frasa yang membentuk bahasa slogan iklan
pada baliho di kota pekanbaru adalah frasa nominal, frasa verbal, frasa ajektifal,
dan frasa preposisi.
Struktur frasa dalam bahasa slogan iklan produk
yaitu sebagai berikut:
1.
Frasa nominal subordinatif
·
Permen kopi (N+N)
·
Permen kopi pakai isi (FN+FV)
·
Gigi kuat (N+A)
2.
Frasa verbal subordinatif
·
Gapai mimpi (V+N)
3.
Frasa ajektifal subordinatif
·
Menang pilihan (A+A)
DAFTAR PUSTAKA
Anindyarini, Atikah, dkk. 2008. Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembukuan.
A`la, Miftahul. 2010. Super Kreatif Gokil dan Murah Membuat Iklan. Jogjakarta: Flash
Book.
Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka
Cipta.
Purwaningtyastuti, Ratna. 2005. Bahasa dan Sastra Indonesia. Surakarta: Grahadi.
Ramlan, M. 2001. Ilmu
Bahasa Indonesia Sintaksis.Yogyakarta: CV. Karyono.
0 comments :
Post a Comment