May 22, 2014

Tugas kelompok sintaksis 2



Tugas Kelompok : 7
ANALISIS FRASA DALAM BAHASA SLOGAN IKLAN PRODUK PADA BALIHO DI KOTA PEKANBARU

Dosen Pembimbing: Ermawati S,S.Pd., M.A.


                                                   

Disusun Oleh :1. Firdaus Sunardi
              2. Tuti Wahyuni
              3. Wewen Aisyah
              4. Wina Ramadayanti
Kelas               : 6D


Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Islam Riau
Pekanbaru
2014


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ANALISIS FRASA DALAM BAHASA SLOGAN IKLAN PRODUK PADA BALIHO DI KOTA PEKANBARU ini. Tidak lupa kami ucapkan kepada dosen pembimbing Ibu Ermawati S, S.Pd., M.A. dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.Semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin...




Pekanbaru, Mai 2014

Penulis            





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR           ……………………………………....            i
DAFTAR ISI  ……………………………………………………….           ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang      ………………………………………………            1
1.2 Masalah     ………………………………………………………            1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sintaksis    ………………………………………………………            2
2.2 Frase          ……………………………………………………….           2
2.3 Iklan          ………………………………………………………            12
2.4 Slogan       ………………………………………………………            13
2.5 Kategori frasa yang terdapat dalam slogan produk dalam bentuk table dan uraian                     ………………………………………………………            13
BAB II            I SIMPULAN             ………………………………………            16
Daftar Pustaka                        ………………………………………………            17







BAB 1 PENDAHULUAN   
1.1  Latar Belakang
Media massa mempunyai peranan yang sangat penting sebagai alat komunikasi atau penyampaian pesan. Salah satu media massa yang dapat menarik masyarakat yaitu iklan. Hal itu disebabkan oleh perkembangan imu dan teknologi menuntut media massa berperan dalam memberitahukan atau menginformasikan hasil perkembangan ilmu dan teknologi.
Iklan tidak akan bisa berfungsi sesuai dengan harapan tanpa adanya media yang digunakan. Ini artinya, untuk memaksimalkan peranan dan fungsi iklan sebagaimana mestinya, maka harus ada elemen lain yang tidak kalah pentingnya untuk mendukng iklan tersebut yaitu media iklan. Menurut A’la (2010;44) media iklan adalah segala sesuatu yang digunakan sebagai sarana untuk berkomunikasi, mengantarkan dan menyebarluaskan berbagai pesan yang ada dalam iklan tersebut kepada masyarakat luas.
Iklan adalah berita pesanan untuk mendorong dan membujuk khalayak ramai agar memiliki atau memenuhi permintaan di dalam iklan.Bahasa yang digunakan dalam iklan mengandung fakta dan opini.Fakta adalah peristiwa atau kejadian yang kenyataannya tidak diragukan lagi.Opini merupakan kalimat yang digunakan untuk menarik minat pembeli (anindyarini, dkk. 2008:64).
Salah satu media untuk mengiklankan produk, jasa dan ide-ide berdasarkan kebutuhan dan keinginan konsumen yaitu baliho.Baliho merupakan salah satu media berpromosi baru yang berkembang seiring dengan kemajuan teknologi digital printing dan merupakan media yang digunakan untuk luar ruangan.Bahasa slogan iklan memiliki bagian-bagian pembentuk kalimat, yang dilihat dari frasa di dalamnya.
1.2  Masalah
1.      Apa sajakah kategori frasa yang terdapat dalam bahasa slogan iklan produk pada baliho di kota pekanbaru?
BAB II PEMBAHASAN
            2.1 Sintaksis
Ilmu sintaksis merupakan ilmu yang mempelajari tentang suatu kajian bahasa dan merupakan bagian atau cabang dari ilmu bahasa.Istilah sintaksis berasal dari bahasa belanda syntaksis dan dalam bahasa Inggris syntax.Pembahasan sintaksis mencakup bagaimana penggabungan morfem-morfem atau kata-kata ke dalam kalimat.Ramlan (2001:18) berpendapat bahwa sintaksis merupakan ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase.
2.2 Frase
Ada berbagai macam pendapat ahli tentang pengertia frase. Diantarnya menurut Chaer (2009:120)
Pengertian frase yaitu satuan sintaksis yang disusun dari dua kata atau lebih, yang didalam klausa menduduki fungsi-fungsi sintaksis.Dilihat dari kedudukan kedua unsurnya, dibedakan adanyafrase koordinatif, yaitu yang kedudukan kedua unsurnya sederajat.Frase subordinatif kedudukan kedua unsurnya tidak sederajat.Ada yang berkedudukan sebagai unsure atasan, yang disebut inti frase dan ada yang berkedudukan sebagai bawahan yang disebut tambahan penjelas frase.
Sedangkan menurut Ramlan (2001:139) frase mempunyai dua sifat, pertama frase merupakan satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih.Kedua frase merupakan satuan yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa.
            Unsur yang terdapat dalam frase bisa berupa kata dan mungkin juga bisa berupa frase.Menurut Chaer (2009:120) dilihat dari kategorinya frase dibedakan menjadi frase nominal, frase verbal, frase ajektifal dan frase preposisional.


2.2.1 Penyusunan Frase Nominal
Menurut Chaer (2009:121-149), penyusunan frase nominal (FN) adalah frase yang dapat mengisi fungsi subjek atau objek didalam klausa.Strukturnya dapat dibedakan adanya frase nominal koordinatif frase nominal subordinatif.
a.       Penyusunan frase nominal koordinatif (FNK)
FNK dapat disusun dari:
Ø  Dua buah kata berkategori nomina yang merupakan pasangan dari antonym relasional.
Ø  Dua buah kata berkategori nomina yang merupakan anggota dari suatu medan makna
b.      Penyusunan frase nominal subordinatif (FNS)
Frase subordinatif dapat disusun dari nomina+nomina (N+N), nomina+verba (N+V), nomina+ajektifa (N+A), adverbia+nomina (Adv+N), nomina+adverbia (N+Adv), nomina+numeralia (N+Num), numeralia+nomina (Num+N), dan nomina+demontratifa (N+Dem).
1.      FNS yang berstruktur N+N
Sejauh ini yang berstruktur N+N memiliki makna gramatikal berupa milik, bagian, asal bahan, asal tempat, campuran, hasil, jenis, jender, seperti, model, menggunakan atau memakai, peruntukan, ada di, wadah, letak, dilengkapi, sasaran, pelaku, dan alat.
Ø  FNS yang berstruktur N+N dan memiliki makna gramatikal “milik” dapat disusun kalau N yang pertama memiliki komponen makna (benda termilik) dan N yang kedua memiliki komponen makna (insan) atau (lembaga). Contohnya rumah paman. Seacara potensial diantara kedua unsurnya dapat disisipkan kata “milik”.
Ø  FNS yang berstruktur N+N dan memiliki makna gramatikal “bagian” dapat disusun kalau N yang pertama memiliki komponen makna (bagian dari sesuatu) dan N yang kedua memiliki komponen makna (satu keseluruhan). Contohnya awal tahun. Seacara potensial diantara kedua unsurnya dapat disisipkan kata “dari”.
Ø  FNS yang berstruktur N+N dan memiliki makna gramatikal “asal bahan” dapat disusun kalau N yang pertama memiliki komponen makna (benda buatan) dan N yang kedua memiliki komponen makna (benda bahan). Contohnya cincin emas. Seacara potensial diantara kedua unsurnya dapat disisipkan kata “dari”.
Ø  FNS yang berstruktur N+N dan memiliki makna gramatikal “asal tempat” dapat disusun kalau N yang pertama memiliki komponen makna (barang jadian) dan N yang kedua memiliki komponen makna (tempat) atau (nama tempat). Contohnya dodol garut.
Ø  FNS yang berstruktur N+N dan memiliki makna gramatikal “campuran” atau “dicampur dengan” dapat disusun kalau N yang pertama memiliki komponen makna (barang) dan N yang kedua memiliki komponen makna (benda) atau (benda campuran). Contohnya lontong sayur.
Ø  FNS yang berstruktur N+N dan memiliki makna gramatikal “hasil” dapat disusun kalau N yang pertama memiliki komponen makna (barang buatan) dan N yang kedua memiliki komponen makna (pelaku) atau (pembuat). Contohnya Lukisan Ulva. Seacara potensial diantara kedua unsurnya dapat disisipkan kata “buatan”.
Ø  FNS yang berstruktur N+N dan memiliki makna gramatikal “jenis” dapat disusun kalau N yang pertama memiliki komponen makna (benda genetik) dan N yang kedua memiliki komponen makna (benda spesifik). Contohnya mobil sedan. Seacara potensial diantara kedua unsurnya dapat disisipkan kata “jenis”.
Ø  FNS yang berstruktur N+N dan memiliki makna gramatikal “jender” atau “jenis kalimat” dapat disusun kalau N yang pertama memiliki komponen makna (makhluk) dan N yang kedua memiliki komponen makna (jender) atau (jenis kelamin). Contohnya polisi wanita. Seacara potensial diantara kedua unsurnya dapat disisipkan kata “berkelamin”.
Ø  FNS yang berstruktur N+N dan memiliki makna gramatikal “seperti” atau “menyerupai” dapat disusun kalau N yang pertama memiliki komponen makna (benda) dan N yang kedua memiliki komponen makna (cirri khas benda). Contohnya kopi bubuk. Seacara potensial diantara kedua unsurnya dapat disisipkan kata “seperti”.
Ø  FNS yang berstruktur N+N dan memiliki makna gramatikal “model” dapat disusun kalau N yang pertama memiliki komponen makna (benda buatan) dan N yang kedua memiliki komponen makna (bentuk khas). Contohnya rumah eropa. Seacara potensial diantara kedua unsurnya dapat disisipkan kata “model”.
Ø  FNS yang berstruktur N+N dan memiliki makna gramatikal “memakai” atau “menggunakan” dapat disusun kalau N yang pertama memiliki komponen makna (benda alat) dan N yang kedua memiliki komponen makna (bahan yang digunakan). Contohnya kapal layar. Seacara potensial diantara kedua unsurnya dapat disisipkan kata “menggunakan”.
Ø  FNS yang berstruktur N+N dan memiliki makna gramatikal “peruntukan” dapat disusun kalau N yang pertama memiliki komponen makna (benda bahan) dan N yang kedua memiliki komponen makna (benda pengguna). Contohnya obat mata. Seacara potensial diantara kedua unsurnya dapat disisipkan kata “untuk”.
Ø  FNS yang berstruktur N+N dan memiliki makna gramatikal “ada di…” dapat disusun kalau N yang pertama memiliki komponen makna (benda) atau (kegiatan) dan N yang kedua memiliki komponen makna (ruang) atau (tempat). Contohnya patrol kota. Seacara potensial diantara kedua unsurnya dapat disisipkan kata “di”.
Ø  FNS yang berstruktur N+N dan memiliki makna gramatikal “wadah” atau “tempat” dapat disusun kalau N yang pertama memiliki komponen makna (wadah) dan N yang kedua memiliki komponen makna (benda berwadah). Contohnya botol kecap. Seacara potensial diantara kedua unsurnya dapat disisipkan kata “wadah atau tempat”.
Ø  FNS yang berstruktur N+N dan memiliki makna gramatikal “letak” atau “posisi” dapat disusun kalau N yang pertama memiliki komponen makna (benda) dan N yang kedua memiliki komponen makna (posisi). Contohnya pintu belakang. Seacara potensial diantara kedua unsurnya dapat disisipkan kata “yang di”.
Ø  FNS yang berstruktur N+N dan memiliki makna gramatikal “dilengkapi” atau “mempunyai” dapat disusun kalau N yang pertama memiliki komponen makna (benda alat) dan N yang kedua memiliki komponen makna (benda pelengkap). Contohnya kursi roda. Seacara potensial diantara kedua unsurnya dapat disisipkan kata “dilengkapi” atau “mempunyai”.
Ø  FNS yang berstruktur N+N dan memiliki makna gramatikal “sasaran” dapat disusun kalau N yang pertama memiliki komponen makna (proses) atau (kegiatan) dan N yang kedua memiliki komponen makna (benda umum) atau buatan. Contohnya pelebaran jalan.
Ø  FNS yang berstruktur N+N dan memiliki makna gramatikal “pelaku” dapat disusun kalau N yang pertama memiliki komponen makna (hasil) dan N yang kedua memiliki komponen makna (insan) atau (yang diinsankan). Contohnya bantuan presiden. Secara potensial diantara kedua unsurnya dapat disisipkan kata “dari”.
Ø  FNS yang berstruktur N+N dan memiliki makna gramatikal “alat” dapat disusun kalau N yang pertama memiliki komponen makna (kegiatan) dan N yang kedua memiliki komponen makna (alat). Contohnya balap. Seacara potensial diantara kedua unsurnya dapat disisipkan kata “dengan”.
2.      FNS yang berstuktur N + V
FNS yang berstuktur N + V sejauh ini memiliki makna gramatikal tempat, kegunaan, yang di, yang biasa melakukan.
a.       FNS yang berstuktur N+V dan memiliki makna gramatikal “ tempat” contoh kamar priksa
b.      FNS yang berstuktur N +V dan memiliki makna gramatikal “kegunaan” contoh pisau cukur
c.       FNS yang berstuktur N + V dan memiliki makna gramatikal “yang di” contoh ikan pepes
d.      FNS yang berstuktur N + V dan memiliki makna gramatikal “yang bisa melakukan” contoh tukang pukul
3.      FNS yang berstuktur N + A
Sejauh ini   FSN yang berstuktur N + Amemiliki makna gramatikal keadaan, derajat, rasa atau bau, bentuk.
a.       FNS yang berstuktur  N + A dan memiliki gramatikal  “keadaan” contoh mobil rusak
b.      FNS yang berstuktur  N + A dan memiliki gramatikal  “derajat” contoh sekolah dasar
c.       FNS yang berstuktur  N + A dan memiliki gramatikal  “rasa” contoh kacang asin
d.      yang berstuktur  N + A dan memiliki gramatikal  “bentuk” contoh rumah mungil
4.      FNS yang berbentuk Adv + N
FNS yang berstuktur Adv + N memiliki makna gramatikal yang tergantung pada jenis adverbianya.sejauh ini makna gramatikal yang ada makna:
a.       FNS yang berstuktur Adv + N dan memiliki makna gramatikal “ingkar” contoh bukan saya
b.      FNS yang berstuktur Adv + N dan memiliki makna gramatikal “jumlah” contoh banyak uang
c.       FNS yang berstuktur Adv + N dan memiliki makna gramatikal “batas” contoh hanya air
5.      FNS yang berstuktur N + Adv
Sejauh ini FNS yang berstuktur N + Adv hanya bermakna gramatikal “pembatas” yaitu saja contoh:
air saja (tak ada yang lain)
6.      FNS yang berbentuk Num + N
FNS yang berbentuk Numeral + memiliki makna gramatikal:
a.       FNS yang berbentuk Num + N memiliki makna gramatikal “banyaknya” contoh lima ekor buaya
b.      FNS yang berbentuk Num + N memiliki makna gramatikal “himpunan” contoh kedua gadis itu
7.      FNS yang berstuktur N + Num memiliki makna gramatikal “tingkat” contoh juara kedua
8.      FNS yang berstuktur N + Dem
FNS yang berbentuk N + Demontratifa memiliki makna gramatikal “penentu” contoh anak itu

c. FN Metaforis dan FN Idiomatis
      FN metaforis dan FN idiomatik tidak bermakna gramatikal.FN metaforis bermakna “perbandingan”dan FN idiomatik bermakna idiom.
1.      Penyusunan FN metoforis dapat dilakukan apabila unsure pertama yang berkategori N memiliki komponen makna (+cirri, sifat, keadaan, khas) yang sama dengan N pertama contoh daun pintu
2.      penyusunan FN idiomatis sukar dirumuskan karena FN idiomatis ini merupakan “barang jadi” yang maknanya tidak dapat dilacak secara leksikal maupun gramatikal contoh buah bibir.
2.2.2 Penyusunan Frase Verba (FV)
Menurut Chaer (2009:121-135), frase verba adalah frase mengisi atau menduduki fungsi predikat pada suatu klausa.Dilihat dri kedudukan diantara kedua unsure pembentukan dibedakan adanya frase verba koordinatif dan frase subordinatif.
a.       Penyusunan frase verbal koordinatif (FVK)
Frase verba koodinatif dapat disusun dari:
1.      Dua buah kata berkategori verbal yang merupakan anggota dari antonim relasional, dan memiliki makna gramatikal “mengabungkan” sehingga diantara keduanya dapat disisipkan kata dan, contoh tambah kurang
2.      Dua buah kata berkategori verba yang merupakan anggota dari suatu medan makna dan memiliki makna gramatikal “menghubungkan” contoh makan minum
b.      penyusunan Frase Verba Subordinatif (FVS)
1.      FVS yang berstuktur Adv + V
FNS yang memiliki stuktur Adv + v
a.       FNS yang berstuktur Adv + V dan bermakna gramatikal “ingkar” contoh tidak membayar
b.      FNS yang berstuktur Adv + V dan bermakna gramatikal “frekuensi” contoh jarang mandi
c.       FNS yang berstuktur Adv + V dan bermakna gramatikal “kuantitas” contoh banyak menulis
d.      FNS yang berstuktur Adv + V dan bermakna gramatikal “waktu” contoh akan berangkat
e.       FNS yang berstuktur Adv + V dan bermakna gramatikal “keinginan” contoh mau mandi
f.       FNS yang berstuktur Adv + V dan bermakna gramatikal “keselesaian” contoh sudah hadir
g.      FNS yang berstuktur Adv + V dan bermakna gramatikal “keharusan” contoh harus pergi
h.      FNS yang berstuktur Adv + V dan bermakna gramatikal “kepastian” contoh pasti hadir
i.        FNS yang berstuktur Adv + V dan bermakna gramatikal “pembatasan” hanya bergurau
2.      FNS yang berstuktur V + Adv
FNS yang berstuktur V + Adv memiliki makna gramatikal
a.       FNS yang berstuktur V + Adv dan bermakna gramatikal “berulang” contoh makan lagi
b.      FNS yang berstuktur V + Adv dan bermakna gramatikal “ikut serta” contoh menonton juga
3.      FNS yang berstuktur V + N
FNS berstuktur V + N memiliki makna gramatikal “alat” contoh terjun payaung
4.      FNS yang berstuktur V + A
FNS yang berstuktur V + A memiliki makna gramatikal “keadaan” contoh jalan cepat


c.       Frase Verba Bermakna Idiomatik
            Ada sejumlah FNS berstuktur V + N yang bukan bermakna gramatikal melainkan bermakna idiomatik contoh mandi keringat
d.      Perluasan Frase Verbal
Frase verbal,baik FVK maupun FVS,dapat diperluas sesuai dengan keperluan,terutama dengan unsur sebelah kiri.Yaitu dengan adverbial yang menyampaikan konsep-konsep makna “ingkar”,”frekuensi,” “ waktu,” “pembatasan”. Contoh:Tidak mau datang
2.2.3 Penyusunan Frase Ajektifal(FA)
Frase ajektival adalah frase yang mengisi atau menduduki fungsi predikat dalam sebuah klausa ajektival.Dilihat dari kedudukan kedua unsurnya dibedakan adanya frase ajektiva koordinatif (FAK) dan frase ajektifa subordinatif (FAS)
a.       Penyusunan Frase Ajektifal(FA)
Frase ajektiva koordinatif (FAK) dapat disusun dari:
1.      Dua buah kata berkatogori ajektival yang merupakan anggota dari antonomi relasional dan memiliki makna grametikal “pilihan”sehingga diantara kedua dapat disisipkan kata.Contoh:Baik buruk
2.      Dua buah kata berkategori ajektifal yang merupakan anggota dari pasangan yang bersinonim dan memiliki makna grametikal”sangat”.Contoh:Tua renta
3.      Dua buah kata berkategori ajektifal yang bermaknanya sejalan tidak bertentangan dan memiliki makna grametikal”himpunan”sehingga diantara keduanya dapat disisipkan kata.Contoh:Bulan panjang
4.      Dua buah kata berkategori  ajektival yang bermaknanya tidak sejalan (bertentangan) dan memiliki makna “berkebalikan” sehingga diantara kedua unsurnya harusnya disisipkan kata tetapi.Contoh:Murah tetapi bagus
b.      Penyusunan Frase Ajektival Subordinatif (FAS)
Frase  ajektival  subordinatif disusun dengan dengan struktur  A+N,A+A,Adv+A dan A+Adv.aturan sebagai berikut:
1.      FAK  yang berstruktur A+N dan memiliki makna gremetikal”seperti”. Contoh:Merah darah
2.      FAS  yang bersruktur A+A dan memiliki makna gremetikal”jenis warna” dapat disusun dari:
a.       Unsur pertama berkategori ajektival dan berkomponen makna(+warna) dan unsur kedua berkategori ajektifa dan berkomponen makna(+cahaya).Contoh:Hijau muda
b.      Unsur pertama berkategori ajektifa dan berkomponen makna(+warna),sedangkan unsur kedua berkategori ajektifa dan berkomponen makna(+warna) dan(+ benda). contoh:Kuning kehijau hijauan
3.      FAS  yang berstruktur A+V  dan bermakna grametikal “untuk”. Contoh:Siap berjuang
4.      FAS  yang bersruktur  Adv+A dan bermakna gramatikal”ingkar”. Contoh:Tidak malas
5.      FAS yang bersruktur Adv +A dan bermakna “derajat”. Contoh:Sangat indah
6.      FAS yang bersruktur A+Adv dan bermakna grametikal”sangat”. Contoh:Indah sekali
c.       Frase Ajektifal Bermakna Indiomatik
Ada sejumlah frase ajektifal bermakna indomatik bersruktur A+N sebagai sebuah idiom kontruksi frase ini tidak bermakna leksikal maupun grametikal.Jadi tidak bisa disusun baru.Contoh:Keras kepala
d.      Perluasan Frase Ajektifal
Sebuah frase ajektifal  dapat diperluasan,terutama dengan menambah konse-konsep disebelah kiri inti  frase.Contoh:Sudah tua sekali
2.2.4 Penyusunan Frase Preposisional
Frase preposisional adalah frase  yang berfungsi sebagai pengisi fungsi keterangan didalam sebuah klausa,Frase proposisional ini bukan frase koordinatif maupun frase subordinatif,melainkan frase eksosentrik.Frase proposisional tersusun dari kata berkategori nominal.Contoh:Di pasar





2.3 Iklan
Menurut A’LA  (2010:20)Iklan adalah segala bentuk  pesan tentang suatu produk yang sampaikan melalui suatu media dan dibiayai  oleh pemrakasa terkenal,serta ditunjukan kepada sebagian atau seluruh  masyarakat mengetahuai berbagai produksi oleh perusahaan tersebut.

2.4 Slogan
            Menurut purwaningtyastuti (2005:193)”Slogan adalah perkataan atau kalimat pendek yang menarik atau mencolok dan mudah diingat untuk mengetahuai sesuatu”.Menuerut kamus besar bahasa indonesia (2008:1484)”Slogan adalah perkataan atau kalimat pendek yang menarik atau mencolok dan mudah diingat untuk memberitahukan atau mengiklankan sesuatu,seperti solo bersih (bersih, sehat, indah, rapi) atau kalimat pendek yang menarik, mencolok dan mudah diingat untuk menjelaskan tujuan suatu ideologi golongan, organisasi dan partai politik.


2.5 Kategori frasa yang terdapat dalam slogan produk
Kategori tersebut di antaranya yaitu nomina, verbal, ajektifal, dan preposisional.
Berikut ini kategori frasa dalam bentuk tabel dan bentuk uraian.
A.    Slogan di bawah ini terdiri dari satu frasa:
·         1. “menang pilihan” termasuk ke dalam frasa ajektifal subordinatif (kedua unsurnya tidak sederajat, ada yang berkedudukan sebagai unsur atasan dan unsur bawahan). Frasa ini terbentuk dari kata “menang” sebagai ajektifal dan “pilihan” sebagai kata ajektifal.
A
 
A
 
Menang                       Pilihan


·         2. “gapai mimpi” termasuk ke dalam kategori frasa verbal subordinatif (kedua unsurnya tidak sederajat, ada yang berkeduduka sebagai unsur atasan dan bawahan). Frasa ini terbentuk dari kata “gapai” sebagai verbal dan “mimpi” sebagai kata nominal.
N
 
V
 
Gapai                           Mimpi



B.     Slogan di bawah ini terdiri dari dua frasa:
Ø   “gigi kuat kini dan nanti”
·         “gigi kuat” termasuk ke dalam kategori frasa nominal subordinatif. Frasa ini terbentuk dari kata “gigi” sebagai nominal dan “kuat” sebagai ajektifal.
·         “kini dan nanti” termasuk ke dalam kategori frasa ajektifal koordinatif (frasa yang kedua unsur kedudukannya sederajat). Frasa ini terbentuk dari kata “kini” sebagai ajektifal, “dan” sebagai konjungsi, serta “nanti” sebagai ajektifal.
A
 
Konj
 
A
 
A
 
N
 
Gigi                 kuat                kini                 dan                  nanti







 



                        FN                                                       FA




C.     Slogan di bawah ini terdiri dari tiga frasa yaitu:
Ø  “Permen kopi pakai isi”
·         “Permen kopi” termasuk ke dalam kategori frasa nominal subordinatif. Frasa ini terbentuk dari kata “permen” sebagai nominal dan “kopi” sebagai nominal.
·         “pakai isi” termasuk ke dalam kategori frasa ajektifal subordinatif. Frasa ini terbentuk dari kata “pakai” sebagai ajektifal dan “isi” sebagai ajektifal.
·         “Permen kopi pakai isi” termasuk ke dalam kategori frasa nominal subordinatif. Frasa ini terbentuk dari kata “permen kopi” sebagai nominal dan “pakai isi” sebagai ajektifal.
A
 
V
 
N
 
N
 
Permen            kopi                 pakai                isi








FN
 
 












BAB III SIMPULAN
Ø  Analisis adalah penyelididkan dan penguraian terhadap masalah untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya.
Ø  Frasa adalah merupakan satuan gramatikal yang terdiri dari dua kata atau lebih, yang di dalam klausa menduduki fungsi-fungsi sintaksis.
Ø  Slogan adalah perkataan atau kalimat yang menarik, mencolok, dan mudah diingat untuk menyampaikan sesuatu hal kepada masyarakat luas.
Ø  Iklan adalah berita pesanan untuk mendorong dan membujuk khalayak ramai agar memiliki atau memenuhi permintaan di dalam iklan.
Ø  Baliho adalah salah satu media berpromosi baru yang berkembang seiring dengan kemajuan teknologi digital printing dan merupakan media yang digunakan untuk luar ruangan.
Kategori frasa yang membentuk bahasa slogan iklan pada baliho di kota pekanbaru adalah frasa nominal, frasa verbal, frasa ajektifal, dan frasa preposisi.
Struktur frasa dalam bahasa slogan iklan produk yaitu sebagai berikut:
1.      Frasa nominal subordinatif
·         Permen kopi (N+N)
·         Permen kopi pakai isi (FN+FV)
·         Gigi kuat (N+A)
2.      Frasa verbal subordinatif
·         Gapai mimpi (V+N)
3.      Frasa ajektifal subordinatif
·         Menang pilihan (A+A)




DAFTAR PUSTAKA

Anindyarini, Atikah, dkk. 2008. Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pembukuan.
A`la, Miftahul. 2010. Super Kreatif Gokil dan Murah Membuat Iklan. Jogjakarta: Flash Book.
Chaer, Abdul. 2009. Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: Rineka Cipta.
Purwaningtyastuti, Ratna. 2005. Bahasa dan Sastra Indonesia. Surakarta: Grahadi.
Ramlan, M. 2001. Ilmu Bahasa Indonesia Sintaksis.Yogyakarta: CV. Karyono.

0 comments :

Post a Comment